Minggu, 28 Juni 2009

Ki Sirah Nogo Bundet: Terluka.....

“Dunia ini sudah rapuh dan tua,penghuninya sudah mulai enggan hidup bersama dzatnya.Manusia mencintai ruh dan jasmaninya hingga pemimpin manjadi yang dipimpin, yang dipimpin menjadi pemimpin.Sungsang Bawono Balik. Masihkah manusia asik dengan cita-cita dan angkaranya menelan bumi. Tidak pernah mau mati dan tak mau berpikir tantang sesuatu yang maha dasyat bisa datang kapan saja. Selalu masalah hidup yang menjadi alasan pembenaran untuk menghindar . Berjuanglah untuk masa kini dan masa yang akan datang, tak sekali-sekali apa yang telah didapat sekarang menjamin akan keselamatan dzat, ruh, dan jasmanimu” wejang Sang Hyang Antaboga, singkat, jelas, meruntuhkan semua angan dan mimpi, menghampakan semua keinginan, meluluhkan emas di mahkota menjadi butir pasir tak bermakna.

Terhentak Ki Sirah Nogo Bundet seperti bangun dari mimpi panjang. Merefleksi diri apakah selama ini apapun yang dilakukan sudah menuju jalan yang benar? Ketakutan muncul, dzat bergetar menghantam ruh, sedangkan jasmani terasa tanpa daya. Ya , sering kali dzat dilupakan, hanya Ruh dan Jasamani yang selalu menjadi sahabat setia manusia. Berat sekali, berat sekali.

Sesaat merasakan bahwa proses kehidupan ini tidak pernah bisa berhenti. Baik proses diri maupun ketamakan manusia di luar sana. Kerusakan sudah menghujam tulang, menghimpit jantung hingga enggan mengalirkan tetes darahnya. Para panutan sudah hilang jati dirinya, menjadi pengikut nafas dunia yang menimbang dengan hal yang kecil, mudah terjerat, mudah terjerambab.

Para pengikutnya bingung namun bahagia. Bahagia dimana mereka masih mendapat kenikmatan semu dengan membusung dada, memamerkan kekuatan Ruh dan Jasmaninya sedang dzatnya entah pergi kemana. Apakah mereka tidak pernah berpikir untuk pulang? Semua kan pulang, namun hanya dzat yang telah diusir pergi itu yang menentukan manusia pulang kemana. Dzat itu akan bergabung dengan dzat-dzat lain menuju Dzat Yang Maha Tinggi, Maha Kudus, Maha Perkasa, dan Maha Kuat. Jikalau dzat itu sudah pergi...manusia mau pulang kemana?

Masihkan manusia merasa hanya sampai pada masalah duniawinya. Melupakan tugas-tugasnya sebagai panglima di dunia. Mempertahankan dunia atas nama Dzat tertinggi? Runtuhlah,runtuhlah.

Ki Sirah Nogo Bundet sulit untuk bicara, sulit untuk merasa, semua terasa terkunci. Wejangan Sang Hyang Antaboga membawanya diam dalam Ruh dan Jasmaninya. Dzat terpekur kembali mendekat . Bersama meraih akar yang kuat untuk alam tinggi dan menanti datangnya saat penentuan, apapun itu, siapapun itu. Walaupun sakitnya sudah terasa saat ini, biarkan terluka-biarkan terluka. Luka ini akan membawa pulang dalam naungan Dzat tertinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar