Jumat, 05 Desember 2008

Logical Thinking Theory

Oleh : R.Dwi Putranto Bimo Sasongko,S.Sos
(Meramal Dengan Berpikir Ke Depan)

Ramalan pada era modern ini ternyata masih tetap menjadi bagian kehidupan sosial masyarakat. Pro dan kontra terhadap ramalan baik ramalan bintang, ramalan jodoh, pekerjaan dan lain sebagainya tentunya akan terus ada seiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini terkait dengan sudut pandang pemikiran dan konteks kepercayaan yang dilandasi oleh agama yang dianut. Berbicara tentang ramalan memang akan tersentuh ke suatu ranah dengan aroma mistis dan metafisika di mana ada suatu garis nyata antara para follower dan kaum realis.

Logical Thinking Theory atau berpikir secara logis merupakan suatu pendekatan baru dalam meramal . Meramal pada paragraph ini sengaja untuk di beri garis miring karena pemaknaannya sudah berbeda. Meramal dengan menggunakan pikiran logis dapat lebih diartikan sebagai memprediksi suatu masalah di masa yang akan datang dengan pemikiran masa sekarang yang runtut berdasarkan keilmuan yang ada, pengalaman, serta intuisi yang dimiliki oleh seseorang. Meramal dengan Logical Thinking akan sangat cocok diterapkan pada kaum realis yang berusaha untuk mengaktualisasikan pikiran untuk kemajuan taraf dan mutu hidupnya. Jika seseorang mampu memprediksikan sesuatu hal di masa datang dengan menggunakan apa yang ada di masa sekarang yang diolah dengan pemikiran logisnya apakah dapat dikatakan peramal?

Di bidang ekonomi berpikir secara logis sangat dibutuhkan untuk dapat meraba seberapa benefit yang dapat diambil dengan investasi yang dilakukan pada masa sekarang. Akan tetapi sebenarnya meramal dengan Logical Thinking dapat dilakukan pada semua bidang kehidupan manusia. Tiga unsur yaitu keilmuan, pengalaman, dan intuisi dapat dipakai oleh setiap manusia jika dia berusaha untuk mengasah dan menambahnya.

Memang pada dasarnya kemampuan manusia merupakan kekuasaan Allah dengan banyak misteri di dalamnya. Namun sebagai manusia yang sudah mendapat kehormatan sebagai Raja di di dunia , berada di atas semua makhluk, yang telah diberi tugas sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan bertujuan mengabdi pada Tuhan-nya, tentunya ilmu merupakan suatu hal yang pokok agar dapat menempatkan diri sebagai ”posisi” manusia yang benar. Pemikiran logis akan membawa manusia untuk berpikir dalam usahanya untuk memposisikan dengan benar fungsi dan kedudukan manusia di dunia. Maka itulah semua ilmu yang ada apabila dipikirkan secara logis semua akan kembali ke suatu hal yaitu ” Yang Maha”. Kesadaran pada sesuatu yang sangat superior akan membawa Logical Thinking manusia dalam suatu rel yang tidak menabrak sendi kehidupan lain yang telah diatur dalam agama yang dianutnya. Apabila pemikiran logis itu justru membawa manusia jauh dari tuntunan agama dan Allah maka hasil pemikiran itu tertolak.

Dalam berpikir secara logis untuk menganalisa sesuatu yang akan terjadi di masa depan perlu suatu penekanan untuk tidak terlalu berpolemik dengan fenomena rasional maupun irasional. Apa yang dikatakan rasional belum tentu benar rasional bahkan sebenarnya irasional, demikian sebaliknya. Sebagai contoh, di masa lalu manusia mengatakan bahwa bumi adalah seperti meja karena terlihat datar dan jika tidak datar maka laut akan tumpah. Secara pemikiran , itu rasional di masa itu. Namun setelah perkembangan teknologi ternyata bumi adalah bulat dan ada hal irasional yang muncul bagaimana laut tidak tumpah ketika berada di daerah sumbu bagian bawah bumi? Pemikiran laut tidak tumpah ini merupakan hal benar jika dikatakan itu irasional karena semua benda jatuh ke bawah maka semestinya laut yang ada di bagian bawah bumi semestinya tumpah. Kemudian hal itu menjadi rasional kembali ketika muncul pengetahuan tentang gravitasi bumi. Demikian seterusnya. Percontohan ini dapat ditarik suatu pemikiran bahwa berpikir logis tidak bisa dengan pasti mengatakan suatu hal rasional atau tidak rasional. Hal ini akan sangat terpengaruhi oleh ilmu dan pengalaman seseorang. Semakin banyak ilmu dan pengalaman seseorang maka akan menimbulkan suatu kebiasaaan dalam berpikir logis hingga terbentuklah intuisi yang tepat.

Donal Trump dalam bukunya ”Why We Want You To Be Rich” mencontohkan bahwa seorang pelaut pemula tidak akan tahu bagaimana memprediksikan badai akan datang, namun setelah dia lama di laut bertambah ilmu tentang badai dan pengalaman menghadapinya maka dia dapat memprediksikan kapan badai besar akan datang dengan intuisinya. Jadi dapat dikatakan bahwa Ilmu dan pengalaman yang ada akan terprogram rapi dan lebur dengan cepat, yang akirnya muncul dalam pemikiran manusia dengan hanya beberapa kata untuk meramal masa depan. Apabila dicontohkan dengan pelaut tadi maka hanya dengan duduk diam dia bisa berkata ”Oh, badai akan datang sebentar lagi” tanpa harus melihat peralatan yang ada.

Demikianlah Logical Thinking Theory bekerja, meramal masa depan dengan memanfaatkan ilmu, pengalaman yang manusia punya hingga akhirnya keluar dengan format intuisi.Intuisi dalam hal ini bisa saja dikatakan seperti feeling atau perasaan tertentu yang muncul dalam suatu episode kehidupan manusia. Memang di beberapa kalangan ada yang mempercayai bahwa perasaan yang tajam merupakan pemberian khusus dari Allah sebagai kelebihan yang diberikan kepada orang tertentu. Tentu saja sebagai orang yang beragama statement itu pasti benar. Namun yang dibicarakan di sini adalah bahwa ketajaman intuisi atau feeling dapat dicari dengan sebuah proses tidak sebagai hanya sekedar keajaiban. Dalam berpikir logis untuk memprediksikan masa depan tentunya akan sulit jika kita menunggu pemberian kemampuan ketajaman intuisi dengan menunggunya jatuh dari langit. Ilmu dan pengalaman akan membawa manusia ke tempat yang lebih baik dengan sebuah koridor yang telah ditentukan oleh Allah Yang Maha Esa yaitu koridor agama. Robert T. Kiyosaki menyatakan bahwa uang tidak membuat kita kaya namun Pengetahuan yang membuat kita kaya, dan pengetahuan berasal dari proses. Logical Thinking Theory membawa kita kesuatu proses pematangan diri sebagai manusia yang berpengetahuan untuk menjalankan tugas dan fungsinya di dunia.

Jika muncul pertanyaan apa sebenarnya fungsi manusia, maka dapat diberikan satu sudut pandang alternatif yaitu, yang pertama adalah fungsi peribadatan beribadah kepada Allah Yang Maha Besar, kedua fungsi pemelihara menjadi makhluk yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, dan ketiga sebagai fungsi raja pemimpin dan pengatur dunia. Kesemua fungsi manusia ini sebenarnya merupakan hal yang hakiki di mana banyak manusia melupakan dan tidak mau tahu. Logical Thinking Theory didasari dengan pemikiran fungsi manusia dari sudut pandang ini. Dengan adanya dasar maka hasil dari pemikiran logis akan selalu berkutub positif karena harus memenuhi fungsi-fungsi diri sebagai manusia. Tentunya akan banyak perbedaan dalam menentukan fungsi manusia karena akan sangat dipengaruhi oleh latar belakang seseorang. Namun pada intinya Logical Thinking Theory semestinya akan membawa manusia untuk terus mengkaryakan pikirannya untuk sesuatu yang mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar